Profil

Korps Dakwah Islamiyyah Sunan Kalijaga (KORDISKA) merupakan unit kegiatan mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sekarang berubah menjadi UIN Sunan Kalijaga, dimana kelahiran KORDISKA diprakarsai oleh BPKM unit Koordinasi Kegiatan Pelayanan Masyarakat (UKKPM), yaitu pada tanggal 19 November 1989. awal mula kehadiran KORDISKA dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan keprihatinan, akan belum adanya kegiatan kemahasiswaan (secara kelembagaan) yang secara aplikatif  langsung bersinggungan dengan masyarakat.
Sebagai unit kegiatan kemahasiswaan, orientasi KORDISKA diarahkan untuk menjaring aspirasi mahasiswa dan memberikan alternatif penyelesaian permasalahan masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan yang nyata, dan pada akhirnya mampu menciptakan iklim yang kondusif, ilmiah dan dinamis terhadap keberagamaan yang ada dalam diri masyarakat. Oleh karena itu prioritas kegiatannya diletakkan pada upaya peningkatan intelektualitas dan profesionalisme di bidang dakwah dengan penguatan wacana keislaman dan skill managerial para kadernya dengan tetap pada tingkat potret diri UIN Sunan Kalijaga serta memperluas jaringan. Diantaranya melalui pelatihan-pelatihan, ketrampilan rethorika dan jalinan kerjasama untuk mendampingi kegiatan keagamaan masyarakat.
Sebagai sebuah organ transformasi sosial, KORDISKA memposisikan dirinya sebagai mitra pendampingan masyarakat, dengan kejelian membaca dan memetakan persoalan sosial dan dengan menjunjung tinggi perbedaan dan pluralitas yang menggejala di masyarakat kita. Maka yang seringkali didengungkan oleh KORDISKA adalah jargon “kemanusiaan” dengan meminimalisasi laku-laku eksklusif dalam sikap keberagamaan menghadapi fenomena pluralitas yang mempresentasikan kondisi masyarakat kita. Dengan jargon “ Dakwah transformatif Humanis Berwawasan Kebangsaan “ KORDISKA berusaha mengibarkan bendera kemanusiaan dan pluralitas manusia.

VISI
Terbentuknya masyarakat yang toleran dan humanis dalam beragama, berbangsa dan bernegara

MISI
Menginternalisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai Islam untuk mewujudkan manusia berdaya yang bisa membawa dirinya secara independen untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang humanis.


FUNGSI KORDISKA

Dalam eksistensinya KORDISKA berfungsi :
1.   Sebagai wahana interaksi mahasiswa yang memiliki kecenderungan untuk konsern dilapangan dakwah dan pemikiran keislaman sehingga dapat dipertemukan dialog wacana dan pertukaran informasi mengenai dinamika persoalan kemasyarakatan dan kemanusiaan.
2.  Memfasilitasi kreatifitas mahasiswa dalam rangka mengaktualisasikan dirinya dalam mensosialisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai agama dalam konteks kemanusiaan kepada masyarakat secara konstruktif.
3.  Sebagai agen sosial yang siap melakukan pelayanan dan pembinaan mental-spiritual masyarakat yang mengarah kepada penyadaran pada bidang agama, sosial budaya dan ekonomi.

KEGIATAN DAN KAPASITAS

KORDISKA sebagai organisasi mahasiswa, mayoritas warganya memiliki latar belakang agama yang kuat, tentunya sangat akrab dengan tradisi tafsir dan wacana agama. Sehingga fungsi laboratorium dakwah mahasiswa cukup representatif diletakkan pada KORDISKA di UIN Sunan Kalijaga. Dalam hal ini, KORDISKA telah membentuk Bidang-bidang berupa:

1.   Pengembangan Sumber Daya Warga (PSDW).
Mengupayakan pemberdayaan anggota baik kualitas maupun kuantitas melalui pelatihan-pelatihan (seperti pelatihan da’i mahasiswa, training management dakwah, AMT dan lain-lain), kepanitiaan-kepanitiaan, baik tingkat regional maupun nasional dan pendelegasian pada kegiatan-kegiatan ilmiah, kedakwahan, pendampingan masyarakat dan pendelegasian pada berbagai training, diskusi dan seminar serta mengupayakan intensitas anggota terhadap organisasi, eksplorasi dan pengembangan ide-ide baru yang signifikan dalam bidang dakwah sebagai upaya menumbuh kembangkan kepekaan anggota baik yang aktif maupun anggota alumni dan memfasilitasi sekaligus menjadi mediator aspirasi dan kreatifitas anggota dalam rangka aktualisasi diri. Keseluruhan kegiatan diatas, dimaksudkan untuk membangun pola kaderisasi dan regenerasi yang berkualitas.

2.   Lembaga Studi Islam Pembebesan (L-SIP)
Peneguhan mandat organisasi atau visi-misi organisasi merupakan keniscayaan untuk menjamin eksistensi dan arahan organisasi tersebut. Maka sebuah proses dialektika wacana dan pengguliran issu-issu strategis aktual kebangsaan yang terbingkai dalam ranah eksplorasi dan elaborasi merupakan sebuah kepastian. Penyediaan kantong-kantong kritis yang kaya akan ide-ide baru dan kontekstual dalam menghadapi realitas keumatan diakomodasi oleh lembaga ini. Kegiatan diskusi rutin dan serentetan acara ilmiah, seperti bedah buku, seminar dan lain sebagainya, menjadi program kongkrit lembaga ini.

3.   Penerbitan
Bidang ini melakukan pengelolaan wacana sosialisasi dan transformasi wacana issu dakwah yang diusung KORDISKA, yaitu “Dakwah Transformasi Humanis Berwawasan Kebangsaan”. Kegiatannya meliputi agenda kerja utama, yaitu ; Penerbitan bulletin Jum’at (KINASIH), yang dicetak 500 lembar, dan disebarkan di masjid-masjid sekitar Kampus dan halaqoh-halaqoh keagamaan lain, serta beberapa instansi lain baik negeri maupun swasta. Penerbitan majalah yang dimaksudkan sebagai upaya mengangkat issu-issu hangat seputar KORDISKA dan kegelisahan yang terjangkit disana, serta sebagai media pengkayaan informasi tentang kegiatan-kegiatan KORDISKA dan media komunikasi bagi anggota, civitas akademika, lembaga jaringan dan masyarakat pembaca pada umumnya, serta sebagai wahana tersalurnya kreatifitas tulis menulis anggota.

4.   Bank Da’i
Bagaimanapun dakwah tidak selamanya harus jatuh pada pola “Baru” (Baca; Dakwah bi al-Hal). Akan tetapi harus ada pola konvensional yang masih relevan untuk dilestarikan, yaitu pola dakwah Rethoris (Ceramah). Berangkat dari realitas kemasyarakatan yang masih banyak membutuhkan pola tersebut, maka kami mencoba menyediakan forum sebagai ajang ekspresi dan aktualisasi bakat anggota yang condong ke sisi rethorika. Dengan adanya kajian rutin rethorika, diharapkan muncul da’i-da’i muda mahasiswa yang handal, yang mempunyai kapabilitas dalam bidang rethorika untuk memperdayakan masyarakat. Dari forum ini muncul sebuah acuan dan rujukan tentang tata cara dan tekhnik rethorika yang aplikatif.
5.   Anak Asuh.
Bergerak dalam kegiatan pendidikan anak asuh usia pendidikan 9 tahun, terutama dari kalangan keluarga kurang mampu secara ekonomi. Penanganan tersebut ditambah dengan memberikan penyantunan kepada anak asuh berupa dana SPP perbulan yang sekarang menjadi dana tunjangan pendidikan perbulan, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Program ini dimulai sejak bulan juli 1997, insya allah hingga sekarang mencapai masih 6 anak dari keluarga yang kurang mampu di sekitar UIN Sunan Kalijaga (Gajah Wong, Sapen, Papringan dan Nologaten), selain itu juga mengadakan forum silaturrahim antara wali anak asuh dengan pengurus untuk meningkatkan jaringan ukhuwah  dalam bentuk pengajian dan pendalaman keagamaan untuk wali anak asuh.

6.   Pendampingan Masyarakat
Masalah keterbelakangan pendidikan dan kerawanan keberagamaan serta kemiskinan yang begitu komplek yang dirasakan masyarakat menjadi pertimbangan utama dalam gerak bidang pendampingan desa ini. Bidang ini berusaha untuk melakukan peningkatan kualitas hidup dan perubahan sikap mental baik individu maupun kelompok sosial dan institusi kemasyarakatan dalam mencapai tujuan proses pembangunan desa secara sosial ekonomi maupun rohani. Bentuk kegiatannya meliputi; pengaktifan kegiatan (Pengajian, pengkajian, dan pendidikan al-Qur’an dan keislaman) di Masjid dari tingkat anak-anak pemuda sampai ibu-ibu, pengkaderan para Khatib, da’i desa, pelatihan kewirausahaan dan pemberdayaan home industri serta pengadaan dan pembenahan sarana-prasarana peribadatan.

Oleh karena itu KORDISKA tidak hanya berperan serta didalam dunia kampus tetapi KORDISKA sangat berperan di dalam masyarakat pula sehingga KORDISKA bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk bermasyarakat kelak ketika KKN bahkan setelah pulng pun sangat dibutuhkan karena sungguh tidak semudah itu untuk masuk didalam masyarakat tetapi harus memiliki sebuah persiapan yang sangat matang.